
Sinbad berpikir pulang ke Baghdad untuk hidup di sana selamanya. Sinbad sangat senang di rumahnya yang indah, memiliki teman-teman, para pelayan, dan segala yang dimiliki orang kaya.
Namun, harapan untuk melihat lebih banyak negeri dan kota untuk berjual-beli di tempat yang jauh tumbuh lebih kuat dan lebih kuat lagi. Pada akhirnya Sinbad mengisi sangat banyak peti dengan semua barang bagus yang dapat ditemukan setiap orang di Baghdad, dan Sinbad berlayar dengan beberapa pedagang di sebuah kapal baru yang indah.
Sinbad memiliki pesiar yang bagus, berlayar dari satu tempat ke tempat yang lain, dan dari pulau satu ke pulau lain, menuju ke arah tenggara.
Setelah cukup lama berpesiar, mereka tiba di sebuah pulau yang indah. Pulau ini penuh dengan pepohonan yang hijau, buah, bunga, dan sungai dengan air yang bersih. Tapi tidak ada manusia di sana.
Beberapa awak kapal pergi mengambil air bersih, dan beberapa pedagang ingin berjalan-jalan di daratan. Sinbad melewati pepohonan untuk melihat beberapa bunga yang sangat besar dan luar biasa indah, dan bau dari bunga-bunga itu membuat Sinbad tertidur.
Saat Sinbad bangun, dia sendirian. Tidak ada awak kapal, bahkan tidak ada satu pun orang yang terlihat.
Sinbad menyesal dan merasa bodoh, karena dia memilih pergi meninggalkan rumahnya yang indah. Ditambah lagi, saat ini Sinbad berada di sebuaah pulau sendirian.
Dengan susah payah Sinbad naik ke puncak sebuah pohon dan melihat sekitar. Jauh di tengah laut, Sinbad melihat kapalnya berlayar menjauhi pulau. Di pulau itu Sinbad tidak melihat apapun kecuali pohon.
Kemudian Sinbad melihatbsebuah benda yang besar, warnanya putih dan terlihat seperti kubah lingkaran yang besar di atas sebuah rumah. Sinbad kemudian berjalan menuju ke sana, perjalanan yang membutuhkan waktu beberapa jam. Pada akhirnya Sinbad tiba di sana pada malam hari, benda itu terlihat seperti telur yang luar biasa besar.
Saat sedang mengamatinya, sesuatu memancarkan cahaya. Yang dilihat Sinbad ternyata adalah seekor burung yang luar biasa besar.
Kemudian Sinbad teringat cerita seorang awak kapal tentang seekor burung yang sangat besar bernama roc atau rukh. Burung besar itu duduk di atas telur dan dia tidur di sana.
Sinbad lalu mengambil ikat kepala dari kepalaku dan melingkarkannya di tubuhku dan di lengan roc, yang mirip sebatang pohon dan menunggu.
Saat pagi datang, roc membawanya ke atas langit. Burung itu tidak tahu ada Sinbad di sana, dan dia membawanya jauh melintasi lautan, pulau, bukit, dan lembah. Pada akhirnya, dia mendarat di sebuah lembah besar dengan bukit seperti tembok besar di tiap sisinya.
Roc itu mendarat di atas seekor ular yang sangat besar. Sinbad pun ketakutan dan melepaskan ikat kepalanya dari kaki roc, kemudian Sinbad berlari untuk bersembunyi di balik sebuah batu besar. Roc itu membawa ular itu ke udara, dan Sinbad yang tertinggal melihat lembah sekitar.
Ada ular-ular besar lain di lembah, beberapa dari mereka memiliki panjang setara dengan sebuah kapal. Akan tetapi, mereka semua masuk ke sebuah lubang besar di tanah.
Sinbad berjalan di sepanjang lembah itu dan melihat bahwa lantai lembah itu terbuat dari berlian. Berlian itu sangat bagus, besar dan indah. Akan tetapi Sinbad tidak menginginkannya, Sinbad hanya ingin keluar dari lembah.
Malam pun datang, dan Sinbad melihat ular-ular besar mulai keluar dari lubang mereka. Beruntung saat itu Sinbad berada di dekat sebuah lubang kecil. Sinbad berlari ke sana, untungnya ada sebuah batu besar di sana dan Sinbad memindahkannya ke mulut gua. Batu itu menyelamatkannya. Sepanjang malam Sinbad mendengar suara ular di sekitar gua, tapi mereka tidak dapat mendekatinya.
Pada pagi hari, Sinbad keluar dari gua, tiba-tiba ada sesuatu yang berdentam di tanah. Sinbad melihat potongan daging yang sangat besar di atas berlian. Warnanya merah karena pisau telah menyayatnya. Lalu Sinbad ingat cerita tentang lembah berlian.
Para pedagang tidak dapat turun ke lembah untuk mengambil berlian. Maka dari itu, mereka memotong seekor binatang buas dan melemparkan mereka ke bawah sehingga daging jatuh ke atas berlian. Matahari membuat daging lengket, dan beberapa berlian menempel padanya. Burung itu akan datang mengambil potongan daging, lalu terbang menuju anak-anak mereka di bukit. Para pedagang membuat keributan dan burung-burung akan pergi, kemudian pedagang mengambil berlian yang telah menempel pada daging.
Sinbad memilili tas untuk membawa makanan, dan dia mengisinya dengan berlian yang terbaik dan terbesar. Lalu Sinbad melepas ikat kepalanya lagi, kemudian melingkarkannya di pinggang dan di potongan terbesar dari daging itu. Sinbad menunggu mereka, dengan daging berada di atasnya.
Setelah lama menunggu, seekor burung besar mendarat. Dia mengambil potongan daging dan terbang keluar dari lembah, tentu saja Sinbad juga ikut terbang bersamanya.
Di atas sebuah bukit yang berada di samping lembah, anak-anak burung itu telah menunggu. Akan tetapi, ada pula pedagang yang telah menanti di sana. Mereka membuat keributan dan burung itu pergi, lalu para pedagang datang untuk mengambil berlian.
Para pedagang itu takut saat melihat Sinbad, tapi Sinbad meminta mereka untuk tidak takut. Setelah itu, mereka berbincang akrab dengannya.
Para pedagang itu membantu Sinbad menjual beberapa berliannya, dan menemukan kapal yang dapat membawanya kembali pulang.
Pada akhirnya Sinbad kembali ke Baghdad, sebagai orang yang sangat kaya, dengan berlian yang terbesar dan benda-benda lain yang indah.